Ledakan besar mengguncang Beirut Libanon, Selasa (4/8/2020) sore. Ledakan tersebut terjadi di area pelabuhan dan memporak-porandakan sebagian besar kota.
Seperti bom atom, ledakan dimulai dengan suara ledakan keras yang menimbulkan kepulan asap yang sangat besar. Kilatan api yang sangat besar juga terlihat.
Bangunan-bangunan bergetar dan jendela-jendela pecah. Bahkan listrik putus di sejumlah distrik di ibu kota Libanon itu.
Dari data pemerintah setempat setidaknya hingga kini 70 orang tewas. Sebanyak 2.750 orang juga dikabarkan luka-luka.
Mwngutip dari berbagai sumber berikut S O Tivi Indonesia menyuguhkan ulasan 7 Bom Nuklir Mengerikan di Dunia yang Pernah Diledakkan
1. Tsar Bomba
Nama lain: Bom hidrogen RDS-220
Kekuatan: 50 Megaton
Bom hidrogen RDS-220 tercatat sebagai bom termo nuklir terbesar dan paling kuat yang pernah dibuat. Bom ini diledakkan oleh Uni Soviet pada 30 Oktober 1961 di Pulau Novaya Zemlya di Laut Arktik Rusia.
Bom hidrogen tersebut dijatuhkan oleh pesawat pengebom Tu-95 menggunakan parasut retardasi jatuh berukuran besar. Ledakan terjadi 4km di atas tanah dengan kekuatan 50 Megaton (Mt), yang diyakini setara dengan daya ledak dari 3.800 ledakan simultan bom Hiroshima.
Tsar Bomba meledak dalam tiga tahap, tidak seperti senjata termonuklir normal yang meledak hanya dalam dua tahap. Penambahan tahap ketiga meningkatkan daya ledak termonuklir.
2. Bom B-41
Nama lain: Bom Mark-41 (Mk-41)
Kekuatan: 25 Megaton
B41 atau Mk-41 adalah senjata termonuklir paling kuat yang pernah dikirimkan oleh Amerika Serikat. Ada sekitar 500 bom jenis ini yang diproduksi antara tahun 1960 hingga 1962, dan tetap beroperasi hingga Juli 1976.
Pengembangan Mk-41 dimulai pada tahun 1955 guna memenuhi persyaratan Angkatan Udara AS untuk Kelas B (10.000lb atau pound), senjata termonuklir hasil tinggi. Prototipe-nya diuji coba selama Operasi Hardtack Tahap I pada tahun 1958.
Senjata termonuklir ini juga merupakan bom nuklir tiga tahap dengan pendukung utama deuterium-tritium dan diyakini menggunakan bahan bakar deuterida Lithium-6 (pengayaan 95%) untuk tahap fusi. Dua versi telah diproduksi, yakni versi "bersih" (timbal terbungkus pada tahap ketiga) dan versi "kotor" (terbungkus uranium). Kedua versi ini dijatuhkan dengan melampirkan dua parasut untuk meledakkannnya.
3. TX-21 "Shrimp"
Nama lain: Castle Bravo
Kekuatan: 14,8 Megaton
Senjata termonuklir TX-21 "Shrimp" diledakkan oleh AS pada 1 Maret 1954 selama uji coba senjata nuklir di Bikini Atoll di Kepulauan Marshall. Bom ini menghasilkan kekuatan ledakan 14,8 Megaton.
TX-21 juga merupakan varian skala kecil dari senjata termonuklir TX-17 yang pertama kali diuji coba selama latihan Castle Romeo pada tahun 1954, dan menggunakan bahan bakar fusi lithium deuteride. Bahan bakar untuk bom hidrogen dua tahap ini terdiri dari 37 persen hingga 40 persen deuterida diperkaya Lithium-6 yang terkurung dalam tamper uranium alami.
TX-21 meledak 7 kaki di atas permukaan tanah dan kejatuhan radioaktif tersebar di lebih dari 11.000 km persegi. Ledakan itu menyebarkan zat radioaktif di beberapa bagian Asia, Australia, AS, dan Eropa.
4. Mk-17
Nama lain: EC-17
Kekuatan: 10 Megaton hingga 15 Megaton
Mk-17, yang beratnya di atas 18 ton, adalah senjata termonuklir terberat yang pernah dibuat oleh AS. Itu juga bom hidrogen operasional pertama Angkatan Udara AS. Mk-17 memiliki kekuatan ledakan yang diperkiraan antara 10 Megaton hingga 15 Megaton.
Sekitar 200 unit bom Mk-17 diproduksi pada 1955 dan bom itu dipensiunkan dari layanan Angkatan Udara AS (USAF) pada 1957. Bom besar dan berat itu memiliki bobot 41.400 pound.
Bom itu dijatuhkan dari udara oleh pesawat pengebom B-36 menggunakan parasut 64 kaki untuk menunda jatuhnnya sehingga pesawat memiliki waktu tambahan untuk melarikan diri dari dampak ledakan.
5. Mk-24
Nama lain: B-24
Kekuatan: 10 Megaton hingga 15 Megaton
Bom termonuklir Mk-24, yang merupakan salah satu senjata nuklir paling kuat yang dibangun oleh AS, dirancang berdasarkan perangkat uji Yankee. Mk-24 diproduksi dalam sejumlah konfigurasi dengan kekuatan eksplosif mulai dari 10 Megaton hingga 15 Megaton.
MK-24 memiliki penampilan yang mirip dengan bom termonuklir Mk-17. AS memproduksi 105 unit Mk-24 antara tahun 1954 hingga 1955. Senjata itu akhirnya pensiun dari layanan USAF pada tahun 1956.
Prototipe yang dikerahkan dari Mk-24—dikenal sebagai EC-24—diuji pada 5 Mei 1954 selama uji Yankee menghasilkan ledakan 13,5 megaton.
6. Ivy Mike
Kekuatan: 10,4 Megaton
Bom hidrogen Ivy Mike didasarkan pada perangkat termonuklir yang didemonstrasikan selama Uji George yang dilakukan oleh AS pada tanggal 9 Mei 1951 sebagai bagian dari seri Operation Greenhouse dari empat uji peledakan perangkat nuklir. Uji Ivy Mike menghasilkan ledakan 10,4 Megaton, 700 kali dari kekuatan ledakan senjata nuklir yang dijatuhkan AS di Hiroshima.
Perangkat ini memiliki panjang 6 meter dan diameter 2 meter dan beratnya 82 ton. Itu bukan senjata yang bisa dikirim dan hanya digunakan untuk memvalidasi konsep senjata nuklir. Varian yang disederhanakan dan lebih ringan, yang dikenal sebagai EC-16, dikembangkan kemudian.
Senjata nuklir tersebut menggunakan perangkat ledakan yang mirip dengan bom "Fat Man", yang meledak di Nagasaki, untuk mengaktifkan deuterium cair yang didinginkan.
7. Mk-36
Kekuatan Ledakan: 10 Megaton
Mk-36 adalah bom termonuklir dua tahap yang menggunakan fusi multi-tahap untuk menghasilkan kekuatan ledakan hingga 10 Megaton. Dua versinya, Y1 dan Y2, telah diproduksi.
Mk-36 adalah varian dari Mark 21 yang di-upgrade, yang merupakan turunan persenjataan dari perangkat "Shrimp". AS memproduksi 940 unit bom Mk-36 selama 1956-1958 dan mengubah 275 bom menjadi Mk-21.
Mk-36 dirancang untuk dijatuhkan dari udara menggunakan dua parasut. Semua bom nuklir Mk-36 dipensiunkan pada tahun 1962 dan digantikan oleh bom nuklir B-41.
0 komentar:
Posting Komentar